Laporan Laju Reaksi
LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA
Laju
Reaksi
Disusun oleh:
Nama : Diana Devinurahma L.
No Absen : 11
Kelas : XII MIA 2
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 WATES
Jalan Terbahsari no. 1 Terbah Wates, Wates, Kulonprogo, D. I.
Yogyakarta.
Homepage sma1wates.sch.id, ' (+62274)
773067 Kode Pos 55611
Tahun Pelajaran 2014/2015
I.
JUDUL:
LAJU REAKSI
II.
TUJUAN:
Menyelidiki faktor-faktor yang mempercepat laju reaksi
III.
RUMUSAN
MASALAH
a.
Apakah
ada perbedaan laju reaksi ketika konsentrasi larutan berubah, mengapa demikian?
b.
Apakah
ada perbedaan laju reaksi ketika bentuk zat berubah, mengapa demikian?
c.
Apakah
ada perbedaan laju reaksi ketika suhu larutan berubah, mengapa demikian?
IV.
DASAR
TEORI
Laju
reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan banyaknya reaksi kimia yang
berlangsung per satuan waktu. Laju
reaksi menyatakan molaritas zat
terlarut dalam reaksi yang dihasilkan tiapdetik reaksi.
Perkaratan besi merupakan
contoh reaksi kimia yang berlangsung lambat, sedangkan peledakan mesiu atau kembang api adalah
contoh reaksi yang cepat.
Laju reaksi
dipengaruhi oleh beberapa factor seperti, luas permukaan sentuh, suhu dan
konsentrasi. Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam
banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila
semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang
terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik
kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan
itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan semakin
kasar kepingan itu, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.
Suhu juga turut berperan dalam
mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu reaksi yang berlangusng
dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin
aktif bergerak, sehingga tumbukan yang
terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar. Sebaliknya,
apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi
semakin kecil.
Karena
persamaan laju reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrsi reaktan maka dengan
naiknya konsentrasi maka
naik pula kecepatan reaksinya. Artinya semakin tinggi konsentrasi maka semakin
banyak molekul reaktan yang tersedia dengan demikian kemungkinan bertumbukan
akan semakin banyak juga sehingga kecepatan reaksi meningkat. Jadi semakin
tinggi konsentrasi, semakin cepat pula laju reaksinya.
V.
ALAT DAN BAHAN
1.
Gelas ukur
2.
Gelas kimia
3.
Termometer
4.
Spidol
5.
Stopwatch
6.
Balon
7.
Pipet tetes
8.
Tabung spritus
9.
Larutan Na2S2O3
1M
10. Larutan HCl
1M
11. Larutan HCl
2M
12. Serbuk halus
CaCO3 5 gram
13. Serbuk kasar
CaCO3 5 gram
VI. CARA KERJA
A.
Konsentrasi
1.
Mengambil 5 mL larutan Na2S2O3
1M dengan gelas ukur, kemudian tuang ke dalam gelas kimia A.
2.
Mengambil 5 mL larutan HCl 1 M
dengan gelas ukur yang lain, kemudian tuang ke dalam gelas kimia B.
3.
Membuat tanda silang dengan silang
diletakkan di bawah gelas kimia A.
4.
Menuang larutan dalam gelas kimia B
ke dalam gelas kimia A.
5.
Mencatat waktu sampai tanda silang
hilang.
6.
Mengulangi prosedur 1 s.d 4 tetapi
larutan HCl pada nomor 2 menggunakan HCl 2M.
B.
Luas Permukaan
1.
Menimbang 5 gram serbuk CaCO3,
kemudian menuang ke dalam cawan.
2.
Mengambil 5 mL larutan HCl 2M,
dengan gelas ukur yang lain, kemudian menuang ke dalam tabung reaksi.
3.
Memasukkan serbuk pada nomor 1 ke
dalam balon.
4.
Menutup mulut tabung reaksi dengan
mulut balon dan menuang serbuk yang ada di dalamnya, mencatat waktu sampai
balon berdiri.
5.
Mengulangi prosedur 1 s.d 4, tetapi
pada nomor 1 menggunakan 5 gram batangan/serbuk besar CaCO3.
C.
Suhu
1.
Mengambil 5 mL larutan Na2S2O3
1M dengan gelas ukur, kemudian menuangkan ke dalam gelas kimia A.
2.
Mengambil 5 mL larutan HCl 2M dengan
gelas ukur yang lain, kemudian menuangkan ke dalam gelas kimia B.
3.
Membuat tanda silang dengan spidol,
diletakkan di bawah gelas kimia A
4.
Menuangkan larutan dalam gelas kimia
B ke dalam gelas kimia A, mencatat waktu sampai tanda silang hilang.
5.
Mengulangi prosedur 1 s.d 4, tetapi
larutan Na2S2O3 pada nomor 1 dipanaskan sampai
suhu naik 20oC.
VII.
Tabel Pengamatan
A.
Konsentrasi
Percobaan
|
Konsentrasi HCl
|
Waktu
|
Keterangan
|
1
|
1M
|
01:45
|
Lambat
|
2
|
2M
|
01:19
|
Cepat
|
B.
Luas Permukaan
Percobaan
|
Bentuk CaCO3
|
Waktu
|
Keterangan
|
1
|
Serbuk lembut
|
00:10
|
Cepat
|
2
|
Batangan/serbuk kasar
|
02:18
|
Sangat lambat
|
C.
Suhu
Percobaan
|
Suhu
|
Waktu
|
Keterangan
|
1
|
27oC
|
01:19
|
Lambat
|
2
|
47oC
|
00:13
|
Cepat
|
VIII.
Pembahasan
1.
Pada
percobaan pertama dilakukan pengamatan faktor laju reaksi, yaitu konsentrasi,
yang dilakukan dengan mereaksikan Na2S2O3
bersama HCl yang konsentrasinya berbeda-beda. Pada konsentrasi yang rendah,
yaitu 1 M, laju reaksi berjalan lambat. Semakin ditingkatkan konsentrasi HCl,
laju reaksi semakin berjalan cepat, yaitu saat konsentrasi dinaikkan menjadi 2
M. Hal ini membuktikan bahwa konsentrasi mempengaruhi laju reaksi. Jika
konsentrasi suatu zat semakin besar maka laju reaksinya semakin cepat pula,
begitu juga sebaliknya. Suatu larutan dengan konsentrasi pekat mengandung
partikel yang lebih rapat, jika dibandingkan dengan larutan yang berkonsentrasi
kecil (encer), sehingga lebih mudah dan lebih sering bertumbukan. Itulah
sebabnya, makin besar konsentrasi suatu larutan, maka semakin cepat pula laju
reaksinya
2.
Pada
percobaan kedua, dilakukan pengamatan pengaruh luas permukaan terhadap laju
reaksi. Berdasarkan percobaan, CaCO3 sebanyak 5 gram yang
direaksikan degan HCl 2 M bereaksi lebih lambat dibandingkan dengan CaCO3 yang
dihaluskan terlebih dahulu kemudian direaksikan dengan HCl. Berdasarkan teori,
bubuk zat padat biasanya menghasilkan reaksi yang lebih cepat dibandingkan
sebuah bongkahan zat padat dengan massa yang sama, karena bubuk zat padat
memiliki luas permukaan yang lebih besar. Suatu zat akan bereaksi hanya jika
zat tersebut bercampur dan terjadi tumbukan. Tumbukan tersebut terjadi antara
luas permukaan bidang sentuh dari masing-masing molekul. Semakin luas permukaan
suatu zat, semakin kecil ukuran partikel zat. Jadi, semakin kecil ukuran
partikel zat, reaksipun akan berlangsung cepat.
3.
Pada
percobaan ketiga, dilakukan pengamatan terhadap suhu. Pencampuran antara HCl 2M
dengan Na2S2O3 1M, sebanyak masing-masing 5 ml
, diperlukan waktu selama 1 menit 19 detik. Tetapi, saat suhu Na2S2O3
dinaikkan menjadi 47oC, ternyata memerlukan waktu lebih sedikit saat
pencampuran HCl. Hal ini disebabkan karena suhu turut berperan dalam
mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu reaksi yang berlangsung
dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan
yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar. Sebaliknya,
apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi
semakin kecil.
IX.
Kesimpulan
Dalam
percobaan ini, faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah konsentrasi,
luas permukaan, dan suhu:
1.
Semakin
besar konsentrasi yang digunakan maka semakin cepat laju reaksinya.
2.
Semakin
luas bidang sentuhannya maka semakin cepat laju reaksinya.
3.
Semakin
tinggi suhu yang digunakan maka semakin cepat laju reaksinya.
X.
Daftar
Pustaka
LAMPIRAN
Komentar
Posting Komentar